TEKNOLOGI LIPOSOM
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Farmasi
Fisika II
Disusun Oleh:
Cinthia Setiawati
D1A140946
KELAS A10B NONREG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin-Nya
penulis dapat menyusun salah satu karya ilmiah ini yang berbentuk makalah
dengan ilmu yang penulis dapatkan dari berbagai sumber. Penulis berharap dengan
dibuatnya makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan baru serta wawasan yang
luas untuk penulis.
Selama proses pembuatan makalah ini, penulis telah mengumpulkan
berbagai data atau materi dari sumber-sumber yang penulis dapatkan dan penulis
mencoba menyusunnya hingga menjadi salah satu karya ilmiah sederhana yang
berbentuk makalah dengan judul Teknologi Liposom.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah sederhana ini, ucapan itu
penulis sampaikan kepada :
Bapak Kusdi Hartono, S.Si. selaku dosen yang telah membimbing penulis
dan memberikan pengetahuannya kepada penulis.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kesalahan yang
terdapat di dalamnya, oleh karena itu segala bentuk masukkan yang berupa kritik
dan saran sangat penulis butuhkan dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
kesalahan tersebut.
Bandung,
Januari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Liposom atau gelembung
lemak adalah partikel koloid dapat dibuat dengan turunan molekul, fosfolipid
baik dari sumber alam maupun sintetsis kimia 1. Pada tahun
1960an dan 1970an, berbagai metoda pembuatan liposom dikembangkan untuk
mempelajari proses biologis membran dan ikatan membran protein. Pada tahun
1970an telah diusulkan sebagai pembawa obat untuk modifikasi indeks terapeutik
obat dengan mengurangi toksisitas atau meningkatkan efikasi (atau keduanya)
obat induk. Banyak kemajuan penelitian liposom pada akhir 1980an dan awal
1990an, termasuk pemahaman secara terinci polimorfisme lemak. Mekanisme
fisiologis disposisi liposom in vivo dan lemak-obat dan interaksi protein lemak
2.
Saat
ini formulasi sedaan perawatan kulit harus memenuhi standar yang tinggi dalam
memberikan efek atau manfaat, di mana kosmetik yang dapat memperlihatkan
manfaat yang nyata akan lebih disukai, hal ini dikarenakan konsumen jaman
sekarang memiliki pemahaman akan kosmetik melebihi konsumen di masa lalu.
Pengalaman dan pemahaman tentang kosmetik membuat konsumen mengharapkan dan menuntut
kinerja nyata dari produk mereka . Untuk memastikan efektivitas formulasi
kosmetik , bahan-bahan aktif harus dapat mencapai situs target , sebagian besar
ke dalam epidermis . Penetrasi zat melalui kulit dibatasi oleh penghalang alami
yaitu stratum korneum. Bahan kimia yang umumnya meningkatkan fluiditas lipid
dalam stratum korneum (sc) dapat digunakan untuk meningkatkan penetrasi ke
dalam stratum korneum.
BAB II
ISI
2.1 Definisi Liposom
Liposom
merupakan suatu struktur bola tertutup yang tersusun dari lipid bilayer,
yang menyertakan bagian pelarut berair dari lingkungan ke dalam
bagian interior/ inti liposom. Ukuran liposom bermula dari range 20 nm sampai
beberapa10 mikrometer dan dapat terdiri dari satu lapisan (Unilamellar
vesicle) atau beberapa lapisan membran (Multilamellar vesikel) yang
masing -masing dengan ketebalan 4 nm. Liposom memiliki sifat unik
karena karakter ampifilik dari lipid yang membuat liposom cocok digunakan
sebagai sistem penghantaran obat 3,4 . Walaupun kandungan lemak
dapat bervariasi, banyak formulasi yang digunakan produk sintesis fosfolipid
alami, terutama fosfotidilkolin. Sebuah gambar skematis dari liposom
ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Bentuk Skematik Liposom 3
2.2 Klasifikasi Liposom
Liposom
secara umum diklasifikasikan berdasarkan lapisan (Lamelaritas), ukuran , muatan
dan fungsinya. Secara khas lesitin murni yang disuspensikan dalam air membentuk
liposom dengan lingkaran bilayer (Lamelae) dimana setiap lapisan
dipisahkan dari lapisan baerikutnya oleh fase air yang kemudian disebut multilamellar
vesicles (MLV). Jika vesikel kecil terperangkap di dalam vesikel besar
kompleks tersebut dinamakan multivesicular vesicles (MVV). Liposom yang
hanya terdiri dari satu lapis bilayer dinamakan unilamellar
vesicles. Liposom unilamellar vesicle dengan diameter 20 nm-100 nm
dinamakan small unilamellar vesicles (SUV). Unilamellar vesicles
dengan ukuran 100-1000 nm dinamakan large unilamellar vesicles (LUV). LUV
dengan ukuran lebih dari 1000 nm dinamakan giant unilalellar vesicles
(GUV). Macam bentuk liposom dapat dilihat pada Gambar 2.
Konvensional
liposom merupakan bentuk yang paling umum, yang terbuat dari fosfolipid dengan
muatan terenkapsulasi pada bagian internal berair. Liposom yang dilapis dengan
beberapa protein, atau polimer seperti polietilen glikol, biasa disebut sebagai
liposom tersembunyi. Liposom dengan muatan kationik pada permukaannya dinamakan
kationik liposom. Unilamellar liposome yang disusun dari fospsfolipid
khusus seperti glycospingolipids yang merupakan bagian dari ganglion
(Atau modifikasi headgroups lainnya) yang digunakan untuk berikatan dengan sel
tertentu, jenis liposom yang demikian dinamakan liposom tertarget5.
Gambar 2. Macam bentuk liposom. (a) small unilamellar vesicles (SUV),
(b) large unilamellar vesicles (LUV), multilamellar vesicles
(MLV) 5.
2.3 Lipid Pada Liposom
Posfolipid
(PL) banyak ditemukan dalam membrane sel sebagai komponen penyusun, yang mana komponen
penting digunakan dalam formulasi liposom. PL tersusun atas dua asam lemak yang
di hubungkan melalui gugus polar terhadap gliserol Tabel 1 4.
Tabel 1. Pengaruh Pergantisn
gugu R1, R2 dan R3 PL Terhadap
sifat membran dan functional atribut lipid2.
2.3.1 Sifat Fisika Lipid
PL
merupakan contoh khas dari ampifil. Ampifil merupakan klas molekul organik yang
mengandung bagian polar dan non-polar. Bagian –bagian molekul ini berorientasi
sendiri berdasarka pada interaksi hidrofibik dan hidrofiliknya dalam pelarut
polar dan nonpolar bagian hidrofilik lipid biasanya mengarah ke bagian air dan
bagian hid rofobik sebaliknya. Jika molekul lipid memiliki kepala polar yang
lebih besar dan ekor yang lebih kecil molekul tersebut cenderung membentuk
struktur dengan jari- jari lengkungan yang lebih besar seperti misel. Jika
molekul memiliki ukuran kepla sama dengan ekor, molekul tersebut
cenderung membentuk dua lapais dan silinder. Karakteristik liposom ditentukan
oleh sifat permukaan dan membrane seperti muatan permukaan, interaksi stearik,
dan kekakuan membran6. Struktur fosfolipid yang paling umum ditun
jukan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hubungan Bentuk Geometris Ampifil dengan Pembentukan
Geometris Misel atau Liposom5
Diantara
sifat termodinamik lipid yang paling penting adalah suhu transisi fase, Tc,
dan enthaplpi yang terkait6. Lemak lapis ganda dan membran
liposom menunjukkan orde yang baik atau fase gel di bawah temperature transisi
fase lemak (Tc) dan kelainan atau fase aliran atas Tc. Transisi fase lemak
diukur dan diekspresikan sebagai Tc, temperature pada mana proporsi yang
seimbang adanya dua fase. Pada temperature yang berhubungan dengan Tc, kebocoran
liposom yang maksimum diamati. Sifat fase membran liposom menentukan
permeabilitas, agregasi, ikatan protein dan untuk mengurangi derajat, fusi
liposom. Karena berbagai Tc tergantung pada panjang dan asal (jenuh atau tidak
jenuh) rantai asam lemak (tabel 1), fluiditas lemak lapis ganda dapat
dikendalikan oleh seleksi dan kombinasi lemak. Misalnya penggabungan kolesterol
pada konsentrasi yang rendah ke dalam lapisan ganda menyebabkan meningkatnya
permeabilitas trans membran, dimana penggabungan jumlah yang banyak (> 30
mol%) kolesterol dapat menghilangkan fase transisi dan menurunkan permeabilitas
membran pada temperatur > Tc2 (Gambar 3).
Gambar 3. Fase transisi dari fosfolipid vesikel (liposom)
2.3.2 Sifat Kimia Lipid
Liposom
yang hanya terdiri dari lipid netral menunjukan kecenderungan besar untuk
beragregasi sehingga tidak umum disintesis. Lipid anionik mencakup
fosfatidiserin, fosfatidilgliserol dan fosfatidilinositol yang terdapat secara
alami. Lipid senyawa lainnya seperti ion zwiter pada pH fisiologis, dan
meliputi lesitin, sfignomielin, dan fosfatidiletanolamin. Akan tetapi banyak
dari lipid alami ini mengalami suhu transisi fase utama yang rendah. Oleh sebab
itu lipid- lipid tersebut membentuk vesikel yang bocor. Stabilitas alami juga
dapat ditingkatkan dengan hidrogenasi (yakni penghilangan ikatan rangkap).
Parameter yang dapat menjelaskan secara kuantiatatif tingkat hidrogenasi adalah
dengan bilangan iodium6.
2.4 Pembuatan Liposom
Ada
beberapa metode yang umum digunakan dalam produksi liposom, yaitu :
2.4.1 Metode Dispersi Mekanik
a. Lipid film hidration
Preparasi lipid untik dihidrasi
Ketika
mempersiapkan liposom dengan mencampur lipid, lipid pertamakali harus
dilarutkan dan dicampur di dalam pelarut organic untuk menjamin homogenitas
dari campuran lipid. Biasanya proses ini dilakukan menggunakan kloroform
atau campuran kloroform methanol. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh larutan
lipid yang jernih. Secara khas larutan lipid disiapkan dengan konsentasi
10-20 mg lipid/ ml dalam pelarut organic atau konsentrasi bisa lebih jika
kelarutan lipid memungkinkan. Pertama larutan lipid yang pelarutnya di
hilangkan atau di uapkan sehingga menghasilkan lapisan film. Sisa pelarut harus
di uapkan menggunakan nitrogen kering atau uap argon. Film lipid yang
sudah benar- benar kering di simpan di vial atau wadah yang dilengkapi pompa
vakum, dipompa semalam. Film lipid yang kering dapat diangkat dari pompa vakum,
wadah tempat film lipid ditutup rapat dan disimpan dalam pembeku hingga siap
untuk dihidrasi.
Gambar 4. Persiapan liposom menggunakan teknik Thin layer evaporated.
b. Hidrasi film lipid :
Hidrasi
film lipid kering merupakan cara yang simple untuk menambahkan medium ber air
pada lipid kering. Temperature proses penghidrasian harus diatas
temperature fase transisi dari lipid. Setelah penambahan media penghidraasi
suspense lipid harus dijaga temperaturnya diatas Tc selama proses
penghidrasian. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rotary evaporsai
tanpa divakum. Media penghidrasi pada umumnya sangat menentukan dalam
pembentuka vesikel lipid. Penghidrasi yang cocok yaitu aqua destilata, larutan
buffer, laline, dan larutan non elektrolit seperti larutan gula
(dekstrosa dan sukrosa 10 %).
c. Sizing of lipid suspension.
Sonikasi : biasanya digunakan untuk memproduksi Small Unilamelar
Vesicles (SUV)dengan range diameter 15-50 nm. Instrumentasi yanfg paling umum
untuk proses sonifikasi yaitu “bath and probe tip sonicators”.
Gambar 5. Sizing of Liposome by sonication
d. French Preassure Cell Method.
Metode ini melibatkan ekstrusi MLV pada 20.000 psi pada 4
° C. Metode ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode sonikasi. Yaitu metode ini
sederhana, cepat
dan reproduksibel. Liposom yang
dihasilkan agak lebih besar dari SUV sonicated. Kelemahan dari
metode ini adalah bahwa suhu sulit untuk mencapai dan volume kerja yang relatif
kecil (Maksimal sekitar 50 mL).
Gambar 6. Pembuatan liposom menggunakan French Preassure Cell Method.
2.4.2 Metode Dispersi Pelarut
a. Ether Injection Method
Suatu
larutan lipid dilarutkan dalam dietil eter atau campuran eter : metanol
perlahan-lahan disuntikkan ke larutan atau bahan bahan yang akan
dienkapsulasi pada 55-65 ° C atau di bawah tekanan yang dikurangi. Selanjutnya
eter dihilangkan bawah vakum mengarah ke pembentukan liposom. Kelemahan utama
dari Metode adalah populasi heterogen (70-190 nm) dan memerlukan suhu
tinggi.
b. Ethanol Injection Method
Sebuah larutan
lipid-etanol dengan
cepat disuntikkan ke ke
larutan penyangga. MLVs akan segera terbentuk.
Kelemahan metode ini adalah bahwa populasi heterogen (30-110 nm), liposom
sangat encer, sangat sulit untuk menghapus semua etanol karena bentuk azeotrop
dengan air dan kemungkinan berbagai makromolekul biologis aktif untuk diinaktivasi karena adanya etanol.
Gambar 7. Pembuatan liposom metode etanol injeksi dan eter injeksi.
c. Reverse Phase Evaporation Method
Pertama emulsi air dalam minyak dibentuk oleh sonikasi
sistem fase dua yaitu
fase air (larutan Buffer) dan fase minyak yaitu fosfolipid dalam pelarut
organik (dietileter atau isopropylether atau campuran isopropil eter
kloroform). Pelarut organik
dihilangkan di bawah tekanan rendah, mengakibatkan pembentukan gel
kental. liposom terbentuk ketika sisa pelarut dihilangkan oleh rotary evaporator pada kondisi vakum. Dengan metode
ini diperoleh efisiensi
enkapsulasi
yang cukup tinggi, hingga 65% dapat dalam media dengan kekuatan ion
rendah misalnya 0,01 M NaCl.
Gambar 8. Pembuatan liposom Reverse Phase Evaporation Method
d. Detergen
dialysis : menggunakan detergen yang cocok
sepeti oktil glikosoda, untuk melarutkan lipid kering kedalam larutan buffer
diperlukan proses dialysis untuk menghilangkan deterjen5.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Liposom
umumnya digunakan dalam aplikasi dermal sebagai sistem pelindung untuk
bahan-bahan aktif dan sebagai bahan yang bersifat melembabkan. Liposom juga
memiliki kemampuan untuk berpenetrasi ke dalam kulit, membawa bahan aktif
menuju situs target di mana molekul-molekul aktif akan dilepaskan. Liposom yang
digunakan sebagai seperti pembawa untuk sediaan kulit harus berukuran kecil,
unilamellar dan dilengkapi dengan membran yang fleksibel.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Liposom For Topical Application. (2013, May 12). Retrieved January 31, 2016, from
google: http://www.sopharos.com
DD, L. (1998). Application of Liposom. In L. DD, Novel
Application of Liposom (p. 307). Elsevier Science.
Jufri, M. (2004). Arah dan Perkembangan Liposom Drug
Delivery System. In M. Jufri, Arah dan Perkembangan Liposom Drug Delivery
System (pp. 57-59). Jakarta: Majalah Ilmu Kefarmasian.
Sinko, P. (2003). Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. In
P. Sinko, Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika (p. 779). Jakarta: New
Jersey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar